Monday, February 11, 2013

PROFIL DESA - LINGKUNGAN HIDUP


Desa Cikareo Utara adalah salah satu desa di Kecamatan Wado yang berada pada ketinggian 101-500 dpl. Desa Cikareo Utara berbatasan dengan Desa Wado di sebelah Utara, di sebelah Timur dengan Desa Wado/Mulyajaya, di sebelah Selatan dengan desa Cikareo Selatan dan di sebelah Barat berbatasan dengan Desa Cipasang/ Kecamatan Cibugel. Luas wilayah  Desa Cikareo Utara adalah 214,69 Ha, dengan pemanfaatan lahan sebesar 79 Ha untuk sawah, 93,52 Ha untuk pekarangan, 103,35 Ha untuk perkebunan, 0,28 Ha untuk keperluan peternakan, 0,5 Ha untuk kolam dan 2 Ha untuk saluran irigasi.

Sistem pertanian di Desa Cikareo Utara masih menggunakan sistem pertanian anorganik yang masih menggunakan pupuk anorganik dan pestisida dalam proses produksinya. Sistem pengairan area pertanian di Desa Cikareo Utara menggunakan sistem irigasi permanen. Pada musim penghujan lahan pertanian dimanfaatkan untuk menanam padi, sedangkan pada musim kemarau dimanfaatkan untuk menanam padi.

Lahan perkebunan di Desa Cikareo Utara dimanfaatkan untuk keperluan produksi/ekonomi. Jenis tanaman yang ditanam umumnya merupakan tanaman konsumsi dan tanaman buah-buahan yang hasilnya akan dijual oleh masyarakat. Jenis tanaman yang dapat ditemukan diarea perkebunan masyarakat adalah singkong (Manihot sp.), pisang (Musa sp.) dan rambutan (Nephelium sp.).

Jenis  lahan lain yang dimanfaatkan oleh masyarakat di Desa Cikareo Utara adalah pekarangan. Hampir seluruh rumah di Desa Cikareo Utara memiliki pekarangan. Masyarakat Cikareo Utara masih memanfaatkan lahan pekarangan secara optimal baik untuk keperluan jasmani maupun rohani. Pemenuhan kebutuhan jasmani dapat di lihat dari pemanfaatannya sebagai sumber pangan dan gizi. Pekarangan dapat memenuhi kebutuhan rohani karena pekarangan dapat dibuat menjadi taman yang memiliki manfaat secara estetika bagi yang melihat.

Pada area pekarangan masyarakat Desa Cikareo Utara menanam berbagai jenis tanaman seperti tanaman obat, tanaman konsumsi, tanaman buah-buahan dan tanaman hias. Tanaman obat yang dapat ditemukan diantaranya mahkota dewa (Phaleria macrocarpa, sirih (Piper betle) dan handeuleum (Graptophyllum sp.). Untuk tanaman konsumsi kita dapat menemukan tanaman seledri (Apium graveolens), bawang daun (Allium fistulosum), labu (Sechium edule),pare (Momordica charantia) dan kemangi (Ocimum sanctum). Tanaman buah yang banyak ditanam masyarakat diantaranya rambutan(Nephelium sp.), pepaya (Carica papaya), mangga (Mangifera sp.), delima (Punica granatum) dan sirsak (Annona muricata). Tanaman hias yang banyak ditemukan diantaranya jenis-jenis aglonema, bunga mawar (Rosa sp.), bunga soka (Ixora javanica), pacar air (Impatiens balsamina), bunga melati (Jasminum sambac) dan Sansevieria sp.

Pemanfaatan pekarangan ini selain bermanfaat untuk keperluan konsumsi dan ekonomi juga berperan penting terhadap lingkungan seperti paru-paru lingkungan (penghasil oksigen), penyaring debu, menjaga ketersediaan air tanah, menjaga kesuburan tanah dan kelembapan udara.

Selain digunakan untuk bercocok tanam, pekarangan juga dimanfaatkan masyarakat untuk keperluan kolam air tawar dan kandang hewan peliharaan. Untuk pemanfaatan kolam air tawar masyarakat memelihara ikan mas (Cyprinus carpio), ikan nila (Oreochromis niloticus), ikan mujair (Oreochromis mossambicus), ikan lele (Claris sp.) dan ikan patin (Pangasius sp.). Sedangkan jenis hewan yang dapat ditemukan dirumah penduduk diantaranya ayam, burung hias, kambing dan monyet.

Salah satu hal yang perlu mengalami perubahan adalah peletakan kandang ayam di rumah penduduk. Di Desa Cikareo Utara hampir semua rumah memelihara ayam hanya saja umumnya jarak kandang dengan rumah sangat dekat bahkan tidak ada jaraknya. Hal ini dapat menimbulakan penyebaran penyakit apabila tidak dijaga kebersihannya. Jarak kandang dan rumah yang cukup adalah 5-10 m. Salah satu segi positif lain dari sistem pemeliharaan hewan adalah pemanfaatan kotoran ternak untuk pupuk tanaman yang berada di pekarangan.

Dengan pemanfaatan lahan yang beragam kondisi tanah di Desa Cikareo Utara masih terhitung dalam kondisi baik dan produktif. Hanya saja untuk menghindari kerugian di masa yang akan datang sebaiknya penduduk mulai memikirkan untuk beralih ke sistem pertanian organik secara bertahap untuk menghindari degradasi tanah di masa yang akan datang.

Kondisi Udara di Desa Cikareo Utara pun masih terhitung baik. Hal ini disebabkan karena kondisi lingkungan yang masih baik/stabil, pepohonan yang masih banyak, lokasi desa yang masih di area pegunungan dataran rendah dan masih sedikitnya kegiatan industri.

Salah satu aspek lingkungan yang masih harus mengalami perbaikan di Desa Cikareo Utara adalah sistem air atau drainase. Untuk keperluan air bersih masyarakat Cikareo Utara memanfaatkan mata air konvensinal (non-PAM) dan air tanah atau sumur. Pemanfaatan air bersih ini belem sepenuhnya digunakan seluruh masyarakat hal ini berhubungan dengan kesadaran individu, masyarakat yang belum menggunakan air bersih umumnya memanfaatkan air kolam untuk keperluan sehari-harinya. Untuk MCK, hampir semua masyarakat telah memilikinya dengan sistem septic tank. Masyarakat yang belum memiliki MCK itu disebabkan karena faktor ekonomi tetapi hal ini telah difasilitasi oleh Desa dengan dibangunnya MCK umum.

Aspek lain yang masih belum dimiliki Desa Cikareo Utara adalah sistem pembuangan air limbah dan sampah. Hal ini menyebabkan masyarakat membuang limbah rumah tangganya ke sungai dan untuk sampah plastik (non-degradable) beberapa masyarakat menggunakan sistem pembakaran. Tetapi masalah lingkungan ini telah menjadi salah satu prioritas pembangunan tahun 2014.


No comments:

Post a Comment