Desa
Cikareo Utara adalah salah satu desa di Kecamatan Wado yang berada pada
ketinggian 101-500 dpl. Desa Cikareo Utara berbatasan dengan Desa Wado di
sebelah Utara, di sebelah Timur dengan Desa Wado/Mulyajaya, di sebelah Selatan
dengan desa Cikareo Selatan dan di sebelah Barat berbatasan dengan Desa
Cipasang/ Kecamatan Cibugel. Luas wilayah
Desa Cikareo Utara adalah 214,69 Ha, dengan pemanfaatan lahan sebesar 79
Ha untuk sawah, 93,52 Ha untuk pekarangan, 103,35 Ha untuk perkebunan, 0,28 Ha
untuk keperluan peternakan, 0,5 Ha untuk kolam dan 2 Ha untuk saluran irigasi.
Sistem
pertanian di Desa Cikareo Utara masih menggunakan sistem pertanian anorganik yang
masih menggunakan pupuk anorganik dan pestisida dalam proses produksinya.
Sistem pengairan area pertanian di Desa Cikareo Utara menggunakan sistem
irigasi permanen. Pada musim penghujan lahan pertanian dimanfaatkan untuk
menanam padi, sedangkan pada musim kemarau dimanfaatkan untuk menanam padi.
Lahan
perkebunan di Desa Cikareo Utara dimanfaatkan untuk keperluan produksi/ekonomi.
Jenis tanaman yang ditanam umumnya merupakan tanaman konsumsi dan tanaman
buah-buahan yang hasilnya akan dijual oleh masyarakat. Jenis tanaman yang dapat
ditemukan diarea perkebunan masyarakat adalah singkong (Manihot sp.), pisang (Musa
sp.) dan rambutan (Nephelium sp.).
Jenis
lahan lain yang dimanfaatkan oleh
masyarakat di Desa Cikareo Utara adalah pekarangan. Hampir seluruh rumah di
Desa Cikareo Utara memiliki pekarangan. Masyarakat Cikareo Utara masih memanfaatkan
lahan pekarangan secara optimal baik untuk keperluan jasmani maupun rohani. Pemenuhan kebutuhan jasmani
dapat di lihat dari pemanfaatannya sebagai sumber pangan dan gizi. Pekarangan
dapat memenuhi kebutuhan rohani karena pekarangan dapat dibuat menjadi taman
yang memiliki manfaat secara estetika bagi yang melihat.
Pada area pekarangan masyarakat Desa Cikareo Utara
menanam berbagai jenis tanaman seperti tanaman obat, tanaman konsumsi, tanaman
buah-buahan dan tanaman hias. Tanaman obat yang dapat ditemukan diantaranya
mahkota dewa (Phaleria
macrocarpa) , sirih (Piper betle) dan
handeuleum (Graptophyllum sp.). Untuk
tanaman konsumsi kita dapat menemukan tanaman seledri (Apium graveolens), bawang daun (Allium fistulosum), labu (Sechium
edule),pare (Momordica charantia) dan kemangi (Ocimum
sanctum).
Tanaman buah yang banyak ditanam masyarakat diantaranya rambutan(Nephelium sp.), pepaya (Carica
papaya), mangga (Mangifera sp.),
delima (Punica granatum) dan sirsak
(Annona muricata). Tanaman hias yang banyak
ditemukan diantaranya jenis-jenis aglonema, bunga mawar (Rosa sp.), bunga soka (Ixora
javanica), pacar air (Impatiens
balsamina), bunga melati (Jasminum
sambac) dan Sansevieria sp.
Pemanfaatan pekarangan ini selain bermanfaat untuk
keperluan konsumsi dan ekonomi juga berperan penting terhadap lingkungan
seperti paru-paru lingkungan (penghasil oksigen), penyaring debu, menjaga
ketersediaan air tanah, menjaga kesuburan tanah dan kelembapan udara.
Selain digunakan untuk bercocok tanam, pekarangan
juga dimanfaatkan masyarakat untuk keperluan kolam air tawar dan kandang hewan
peliharaan. Untuk pemanfaatan kolam air tawar masyarakat memelihara ikan mas (Cyprinus carpio), ikan nila (Oreochromis niloticus), ikan mujair (Oreochromis mossambicus), ikan lele (Claris sp.) dan ikan patin (Pangasius sp.). Sedangkan jenis hewan
yang dapat ditemukan dirumah penduduk diantaranya ayam, burung hias, kambing
dan monyet.
Salah satu hal yang perlu mengalami perubahan
adalah peletakan kandang ayam di rumah penduduk. Di Desa Cikareo Utara hampir
semua rumah memelihara ayam hanya saja umumnya jarak kandang dengan rumah
sangat dekat bahkan tidak ada jaraknya. Hal ini dapat menimbulakan penyebaran
penyakit apabila tidak dijaga kebersihannya. Jarak kandang dan rumah yang cukup
adalah 5-10 m. Salah satu segi positif lain dari sistem pemeliharaan hewan
adalah pemanfaatan kotoran ternak untuk pupuk tanaman yang berada di
pekarangan.
Dengan pemanfaatan lahan yang beragam kondisi tanah
di Desa Cikareo Utara masih terhitung dalam kondisi baik dan produktif. Hanya
saja untuk menghindari kerugian di masa yang akan datang sebaiknya penduduk
mulai memikirkan untuk beralih ke sistem pertanian organik secara bertahap
untuk menghindari degradasi tanah di masa yang akan datang.
Kondisi Udara di Desa Cikareo Utara pun masih
terhitung baik. Hal ini disebabkan karena kondisi lingkungan yang masih
baik/stabil, pepohonan yang masih banyak, lokasi desa yang masih di area
pegunungan dataran rendah dan masih sedikitnya kegiatan industri.
Salah satu aspek lingkungan yang masih harus
mengalami perbaikan di Desa Cikareo Utara adalah sistem air atau drainase.
Untuk keperluan air bersih masyarakat Cikareo Utara memanfaatkan mata air
konvensinal (non-PAM) dan air tanah atau sumur. Pemanfaatan air bersih ini
belem sepenuhnya digunakan seluruh masyarakat hal ini berhubungan dengan
kesadaran individu, masyarakat yang belum menggunakan air bersih umumnya
memanfaatkan air kolam untuk keperluan sehari-harinya. Untuk MCK, hampir semua
masyarakat telah memilikinya dengan sistem septic tank. Masyarakat yang belum
memiliki MCK itu disebabkan karena faktor ekonomi tetapi hal ini telah
difasilitasi oleh Desa dengan dibangunnya MCK umum.
Aspek lain yang masih belum dimiliki Desa Cikareo
Utara adalah sistem pembuangan air limbah dan sampah. Hal ini menyebabkan
masyarakat membuang limbah rumah tangganya ke sungai dan untuk sampah plastik (non-degradable) beberapa masyarakat
menggunakan sistem pembakaran. Tetapi masalah lingkungan ini telah menjadi
salah satu prioritas pembangunan tahun 2014.
No comments:
Post a Comment